Antara Batam & Jakarta. Hatiku Sedih Sekali!

 


Aku baru saja mengantar Cendi ke bandara. Sore ini dia akan terbang ke Batam. Kota yang asing untuk kami berdua. Cendi mendapat penugasan dari kantornya untuk mengawal sebuah proyek, sehingga sekitar 6 minggu kami akan kembali hidup berjauhan, kali ini antara Jakarta dan Batam.

Semoga menulis ini, perasaanku menjadi lebih baik. Aneh sekali rasanya pulang kerumah hanya menemukan Laurel,  Toko (kucing yang baru kami adopsi), tumpukan baju yang belum sempat disetrika, dan buah-buahan yang sengaja dibeli Cendi untukku. Rasanya seperti patah hati.

Cendi pasti baik-baik di sana. Yang tidak baik mungkin adalah perasaanku, karena selama ini selalu ada Cendi di sisiku. Jakarta menjadi sangat dingin dan muram. Ku menatapi jejeran gedung tinggi sepanjang perjalanan, selalu ada pertanyaan memantul-mantul yang ingin merobek gendang telinga, meski seperti berbisik, suara itu memekakkan: ngapain sih ada di Jakarta?

Ranjangku seketika menjadi sangat lapang. Ku bisa membayangkan malam sudah siap menyiksaku dengan sepi. Tidak ada teknologi yang bisa melipat jarak. Yang ideal untukku adalah ada Cendi di sini. Sekarang. Saat menulis ini. Dia ga mesti ngapa-ngapain. Cukup berada di jangkauan mataku.

Perasaanku tidak menjadi lebih baik. Semoga waktu segera mengobati dan menjadi normal baru untuk kami. Aduh. Ini aku cuma bisa nulis sampai di sini. Ijin mau nangis dulu.

Write a comment